Kamis, 05 Agustus 2010

KETIKA KE-ESA-AN DIBUNUH OLEH KE-AKU-AN

” TUHAN, APAKAH AGAMU ?”

Pertanyaan Menggelitik, Begitu saja terlintas di ingatan Saya. Tulisan Tersebut, Saya Baca ditulis besar di pakaian salah seorang rekan di tempat kerja kemarin. Esoknya, Dalam suatu surfing via internet, Saya mendapatkan suatu wordpress berisi perdebatan mengenai hal tersebut, dan Saya Salut dengan terobosan keberanian pemuatan perdebatan di wordpress tersebut di kala negara kita masih sensitive untuk memperdebatkan itu, di saat negara kita dipenuhi dengan perundang-undangan yang berpotensi memperkarakan segala sesuatu ke ranah pidana. Terlepas dari itu, perdebatannya menarik karena saling mencuatkan dalil dan landasan pemikiran.


Setelah membaca suatu wordpress yang berisi perdebatan mengenai agama, maka saya anjurkan ” Marilah Kita Saling Menyayangi dan Saling Mengasihi, Jangan Saling Meniadakan, Apalagi Jikalau Di pikiran kita satu sama lain Menghalalkan Pembunuhan atas Sesamanya Manusia.

Apapun Agama Anda/ Keyakinan Anda Jalankanlah Dengan Baik...Berlombalah Untuk Saling Membagi Kasih dan Kebaikan di Alam Semesta Ini. Jikalau Demikian Terjadi Maka, Penderitaan Dan Kesengsaraan Pasti Akan Mudah Terkurangi Oleh Karena Banyaknya Orang Yang Baik dan Saling Mengasihi Satu Sama Lain. Keyakinan Yang Melahirkan Agama Adalah Hubungan Masing-Masing Pribadi Terdalam Manusia Dengan Penciptanya.

Perdebatan-Perdebatan Yang Ada Didalam Wordpressnya, Cukup Baik Oleh Karena Semuanya Adalah Orang-Orang Intelektual ( Tidak Anti Perdebatan ) "Sejatinya, Dunia Tidak Pernah Membatasi Bahkan Memenjarakan Kita Manusia Untuk Memikirkannya, Terkecuali Pikiran Picik Kita Sendiri".


Fenomena Lama Bangkit Kembali


Waspadalah, Karena Kondisi Yang Paling Sulit Sesungguhnya Adalah Ketika Pikiran Picik Menjelma Menjadi Gerakan Massal ( anti perdebatan ) dan Merambah Hingga Kedalam Syistem, Memanfaatkan Syistem Untuk Melenyapkan Sesamanya Yang Lain. Dalam Situasi Seperti Ini Politik, Kepentingan, (semuanya bersifat duniawi) Berserak dan Bercampur Baur Didalamnya dan Saling Memanfaatkan. Yang Tercipta Pada Akhirnya Adalah KETIDAKMANUSIAWIAN. Akan terdengar.....Darah, Ratap , Tangis dan Rintihan Bergema di Seantero Jagad KEDUNIAWIAN Menembus Relung Pertahanan Benteng Terdalam Manusia Berjudul KEMANUSIAAN.

Apakah Pengalaman Terdahulu Belum Menjadikan Sebuah Pembelajaran BERHARGA di Negara Yang Kita Cintai Ini ? Berapa Banyak Lagi Korban Nyawa Umat Manusia Harus Di tumbalkan ?, Berapa Jauh Lagi Negara Ini Harus Bergerak Mundur ? Apakah Menunggu ”HINGGA TIDAK BISA BANGKIT BERDIRI ?


Alam Indonesia, atau saya sebut akrab dengan nusantara barangkali akan tercabik-cabik kembali, cita-cita menjadi negara maju sepertinya adalah ibarat juah panggang dari api. Di dalam caruk marutnya kondisi masyarakat, sebaliknya sekelompok orang yang menguras dan mencabik-cabik sumber daya alam indonesia atau yang memperlakukan sumber daya manusia indonesia hanya sebagai ”budak berlian” akan terkekeh-kekeh, oleh karena di nusantara yang banyak jumlah penduduknya dan kaya akan sumber daya alamnya ini dimana mayoritas kondisi masyarakatnya sedang berada pada fase PEMENUHAN HIDUP UNTUK MENGISI SEJENGKAL PERUT akan dijual semuanya dengan harga murah sesekali DISKON 100%.

Pertanyaan saya, apakah ini terjadi secara alamiah ataukah (di) sistematis (kan) ?
Saya tidak mencurigai negara saya, tetapi saya curiga terhadap mereka sebagai subjek pelaku dibalik NEGARA yang mengatasnamakan ...........”&” ?.

(back to the topic)

Anarkisme bernafaskan keyakinan oleh suatu agama terjadi dimana-mana, seolah ke-ESA-an sudah di bunuh oleh ke-Aku-an:

” TUHAN APA AGAMAMU ?”
Seandainya TUHAN bisa menjawab secara langsung di hadapan publik, maka barangkali tidak akan lagi ada kekacauan ataupun anarkhisme.

Lebih Lanjut, Sekali Lagi Saya Bertanya : ” TUHAN DIMANAKAH ENGKAU ?”
(Termenung...., ” Marilah Kita Jawab Dalam Hati dan Pikiran Kita Masing-Masing)

Memiliki HUMANISME yang Tinggi dalam Laku dan Kata adalah Sebuah Tugas Berat Untuk Setiap Pribadi Umat Manusia.

Kesemuanya itu Sudah Terakumulasi Di dalam Pemikiran Saudara Besar Saya, Bung Karno Dalam Ajarannya Mengenai PANCASILA. Pancasila itu adalah Kearifan Lokal Bangsa Indonesia Yang Harus Dikumandangkan di Seanteor Penjuru Dunia. Sejatinya, Konsep PANCASILA Melampui ZAMAN. Ketika Orang Berbicara Demokrasi, Humanisme, Persatuan, atau Bahkan Soal KEYAKINAN yang Berbeda-Beda. PANCASILA sudah Memikirkannya Terlebih Dahulu.

Mari Saudara-Saudaraku Semuanya Yang Merasa Dirinya Beragama Ini, Beragama Itu....Mari Kita SALING BERLOMBA Untuk Memikirkan dan Memperbuat Bagaimana Caranya Agar Ratap, Tangis, Kesedihan, Penderitaan dan Kesengsaraaan Serta Kemiskinan Yang Mendera Kehidupan Umat Manusia di Sekeliling Kita Dapat Kita Kurangi dan Bantulah Mereka.

Keberadaan perdebatan di suatu media publik, Merupakan Hal Luar Biasa dan Sungguh Memiliki Keberanian di Situasi Negara Kita Sensitive Agama, Sehingga Negara Sangat Mudah Mengeluarkan Kebijakan Dengan Sekian Peraturan-Peraturan Publik).

Saya Melihat, Perdebatan Seperti Diatas Harus RETAS (Menutup Celah Dapat Diperdayai oleh Apa dan Siapapun) Diantara Sesama Rakyat Indonesia. Akan Lebih Parah Lagi Jikalau TERPENDAM. Bukan Untuk Mengenai Siapa Yang Paling Benar Atau Siapa Yang Akan Masuk SOERGA, Tetapi Saya Melihat Dalam Konteks PENGETAHUAN dan INFORMASI sehingga Pada Akhirnya Sesama MANUSIA Dapat Saling Memaklumi.

Ketika Sudah Saling RETAS, Maka Sesama SODARA MANUSIA akan Saling Menghargai, Menghormati dan Tidak Saling Meniadakan dan Terlebih Lagi Tidak Saling Memburukkan.

BERBICARA PERSOALAN INI, PHASE NEGARA KITA MASIH BAYI....Sepertinya Belum Dewasa atau Katakanlah TERLAMBAT DEWASA. Oleh Karena Adanya Peraturan-Peraturan dan Perundang-Undangan Yang Membungkam Semua Media Yang Menjunjung Tinggi Keterbukaan dan Adanya Perbedaan.

Sebenarnya Keterlambatan Memasuki PHASE DEWASA ini, Akan Sangat TRAGIS dan Mengharukan Jikalau Tidak Cepat Negara Menyikapinya oleh Karena Perdebatan Masyarakat Akan Terus-Terusan Pada Hal-Hal Yang Tidak Pokok Dalam Hidup, Bahkan PERBEDAAN KEYAKINAN (Bisa Soal Agama, Ideologis, Organisasi, Suku, Rasa dll) BERPOTENSI menciptakan MANUSIA untuk SALING MENIADAKAN.. Bahkan Sistem Seolah Perlahan MENGAMINI hal Tersebut.

Inilah Persoalan Kenapa Negara Kita :
*Penuh Dengan Sejarah Pembantaian, Penganiayaan, Anti Perbedaan, Ormas Anarkis dan Lain-Lain ?
*Rakyatnya Masih Banyak didera Kemiskinan ?
*Tidak Memiliki Kepribadian dan Kemandirian ?
*Mudah Emosional, Irasional, Sering terjebak dalam Situasional.
*Dalam Pencapaian Kemajuan, Negara Kita SEOLAH BERGERAK DI TEMPAT, yakni Maju Mundur.( Maju Sekian Tahap-Mundur Sekian Tahap).

Kalimat Saya Terakhir, Perbedaan Diatas adalah Kekayaan Budaya Manusia Indonesia. Itu Adalah Kekuatan Kita Bersama Oleh Karena Kita Adalah Umat Beragama, Umat Yang Baik dan Punya Keinginan Masuk ke SOERGA Maka, So Pasti KITA HARUS BAIK DAN BAGUS, TELADAN DALAM LAKU DAN KATA.

Anti Kontradiksi Sama Dengan Anti Kehidupan, Oleh Karena Kontradiksi (Perbedaan) Sudah Menyatu Didalam Diri Manusia Seperti Laikya Ada Tangan Kiri-Tangan Kanan; Telinga Kiri-Telinga Kanan. Dalam Bahasa Chinanya YIN-YANG (HOEKOM KESEIMBANGAN ALAM)....Barangkali Berguna Sebagai Pembanding Agar SESAMA MANUSIA Saling Melengkapi Kekurangan Satu Sama Lain.

Jilalau Faktanya Yang Terjadi Adalah Perselisihan Maka, Barangkali KITA YANG MENGATAKAN DIRINYA MANUSIA HARUS MALU DENGAN BURUNG (BINATANG) DI UDARA .

Salam Saya Kepada Semua Orang-Orang Penyelemat KEMANUSIAAN dan Mereka Yang Berjuang Untuk Ber-KATA dan Ber-LAKU HUMANISME.

Yanuarman Gulo
Nias/6/8/2010